
Ikomupnjatim — Regia Rizki Pratama, mahasiswa Ilmu Komunikasi UPN “Veteran” Jawa Timur mengubah waktu liburan yang lazim digunakan untuk beristirahat menjadi kesempatan untuk belajar lebih. Ia menempuh perjalanan ke ujung timur Indonesia untuk mengikuti Program Nusantara Explore (NusaXplore #4) Raja Ampat, Papua Barat Daya, yang diselenggarakan oleh Yayasan Jalantara (Jejak Langkah Nusantara).
“Pesertanya benar-benar dari seluruh Indonesia, dari Aceh sampai Papua. Kami datang dengan latar belakang berbeda, tapi punya semangat yang sama: ingin berkontribusi,” ujar Regi saat ditemui usai kepulangannya dari Raja Ampat.
Selama dua pekan, dari 1 hingga 15 Juli 2025, Regi bersama puluhan peserta lain tinggal di Kampung Saporkren, Waigeo Selatan, Raja Ampat. Di sana, mereka melaksanakan berbagai kegiatan pengabdian masyarakat yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi kreatif dan pelestarian lingkungan.
Peserta terlibat dalam sosialisasi pengolahan sampah organik melalui budidaya maggot, pembuatan kerajinan dari limbah plastik, hingga budidaya kangkung dengan sistem hidroponik. Selain itu, tim juga berpartisipasi dalam aksi bersih pantai, pembuatan plang edukasi isu sampah, serta renovasi gapura desa.
Salah satu program unggulannya bertujuan memperkuat pariwisata desa melalui branding digital. Mereka membuat akun media sosial desa wisata, menyusun majalah digital, dan memetakan homestay lokal untuk memperluas promosi pariwisata berbasis masyarakat.
“Kami ingin masyarakat setempat punya keterampilan baru, terutama di bidang digital. Supaya desa mereka bisa dikenal lebih luas dan bisa berkembang lewat pariwisata berkelanjutan,” jelasnya.
Bagi Regi, pengalaman di tanah Papua membawa makna mendalam. Ia mengaku banyak belajar dari cara hidup masyarakat yang sederhana namun penuh rasa syukur. Pengalaman itu mengajarkannya arti kepedulian dan pentingnya berkontribusi bagi sesama.
Ia juga menganggap program ini sebagai bentuk “self-healing” yang bermakna, karena melalui kegiatan sosial ia dapat menemukan ketenangan sekaligus memberi dampak nyata bagi orang lain.
Perjalanan menuju Papua pun tidak sepenuhnya mudah. Keluarganya sempat khawatir melepasnya pergi jauh, namun setelah melihat manfaat dari program tersebut, mereka akhirnya memberi izin penuh. Dukungan penuh juga datang dari teman-teman dan dosen kampus yang menilai kegiatan ini sebagai penerapan nyata dari ilmu komunikasi yang telah dipelajari di bangku kuliah.
Seusai berkegiatan, Regi berkomitmen untuk membagikan pengalamannya kepada mahasiswa lain agar semakin banyak generasi muda yang terinspirasi. Ia berencana menyebarkan semangat pengabdian melalui media sosial, seminar, dan kegiatan kampus.
Karena baginya, perjalanan ini sekaligus menjadi perjalanan batin dalam meresapi kembali makna cinta tanah air. “Aku ingin menunjukkan bahwa pengabdian itu bukan hal besar yang harus menunggu nanti. Kita bisa mulai dari sekarang, dari hal-hal kecil yang bermanfaat,” tutup Regi. (K)
Penulis: Farah Aulia Azzahra
Editor: ‘Indanaa Zulfaa




