
Sumber: Pribadi
Ikomupnjatim — Memasuki hari ketiga CommXperience 2025 (21/5), Dr. Idil Abdi Othman hadir membawakan materi berjudul “The Future of Journalism”. Assistant Professor bidang Pendidikan Seni, Media, dan Komunikasi University of Leicester itu mengulas masa depan jurnalisme di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital dan tantangan global saat ini.
Bersama Oktifani Winarti, Dosen Ilmu Komunikasi UPN “Veteran” Jawa Timur selaku moderator, Othman memaparkan bahwa jurnalisme tengah berada dalam fase transformasi besar. Hal ini dipicu oleh kemajuan teknologi, seperti munculnya kecerdasan buatan, serta fenomena disinformasi. Tantangan serius yang kini dihadapi industri media, yakni turunnya kepercayaan publik terhadap media arus utama, tekanan ekonomi yang mengancam keberlangsungan media independen, serta algoritma media sosial yang sering kali mempersempit ruang jurnalisme berkualitas.
Selain membahas tantangan, jurnalis internasional itu juga menawarkan solusi dan pendekatan untuk menjaga eksistensi jurnalisme. Di antaranya melalui kolaborasi institusi media dengan dunia pendidikan dan teknologi, serta penguatan etika jurnalistik. “Jurnalis harus melek teknologi tanpa kehilangan nilai-nilai dasar profesi,” ungkapnya.
Selaku akademisi juga praktisi, ia paham betul bahwa jurnalis berintegritas dapat menjadi garda terdepan dalam menghadapi polemik ini. Othman menjelaskan bahwa peran jurnalis ke depan bukan hanya sebagai penyampai berita, tetapi juga penjaga kebenaran informasi. “Kita memasuki era di mana kecepatan informasi harus diimbangi dengan akurasi dan integritas,” imbuhnya.
Tak ketinggalan, Ia juga menekankan pentingnya pelatihan dan literasi digital bagi jurnalis muda. Untuk menghadapi berbagai dinamika baru di lapangan, jurnalis harus memahami penggunaan Artificial Intelligence (AI) dalam proses pencarian dan produksi berita, mengingat eksistensi AI yang tak asing lagi di dunia industri. “AI dapat menjadi alat bantu yang efektif jika digunakan secara bijak dan etis,” jelas Othman.
Kekhawatiran terhadap dampak AI yang dapat menggeser peran manusia juga disinggung dalam sesi ini. Namun, Othman menegaskan bahwa kehadiran teknologi seharusnya mendorong jurnalis untuk meningkatkan kualitas kerja, bukan sebagai ancaman eksistensial. “Jurnalisme yang berakar pada nilai kemanusiaan tetap akan relevan di masa depan,” tegasnya.
Di penghujung sesi materi, Othman mendorong peserta untuk terus menjaga semangat kritis dan etis dalam menghadapi perubahan yang cepat di dunia media. Ia juga mengajak generasi muda untuk menjadi bagian dari jurnalisme masa depan yang lebih bertanggung jawab, inklusif, dan inovatif. “Jurnalisme bukan hanya tentang memberitakan, tapi juga tentang membentuk masyarakat yang sadar informasi,” pungkasnya.
Aqilah, mahasiswa semester 4 Ikom yang turut menyimak seminar hari ini merasa mendapatkan pengetahuan sekaligus tamparan. Materi tersebut menyadarkannya bahwa mahasiswa ilmu komunikasi selaku penerus masa depan jurnalistik harus terus memperbarui ilmu sembari memegang teguh nilai-nilai kemanusiaan. “Konferensi hari ini memberikan insight sekaligus menjadi tamparan buat kami. Saya jadi sadar bahwa skill digital sangat perlu untuk menunjang karir di industri ini,” ungkap Aqilah. (Z)
Penulis : Dimas Amin Arkadiya
Editor: ‘Indanaa Zulfaa