Penguatan Eduwisata Kopi Bondowoso Melalui Storybook
Kabupaten Bondowoso merupakan salah satu daerah penghasil kopi terbesar di Jawa Timur. Kabupaten Bondowoso menduduki posisi ketiga dengan total produksi sebesar 4.135 ton yang berasal dari 2.900 ton jenis robusta dan 1.235 ton jenis arabika. Area perkebunan kopi di Kabupaten Bondowoso didominasi oleh perkebunan milik Perhutani yang dikelola rakyat. Di tahun 2016, Drs. H. Amin Said Husni yang pada saat itu menjabat sebagai Bupati Bondowoso meresmikan city branding yaitu “Bondowoso Republik Kopi (BRK)”. Tujuan dari pembentukan citra tersebut adalah guna memperkuat citra Kabupaten Bondowoso sebagai daerah penghasil biji dan rasa terbaik untuk kopi jenis Arabika dan Robusta. Hasil kopi Bondowoso ini tentunya diolah melalui SOP (Standar Operasional Prosedur) pengolahan kopi yang menjadi pengaruh besar dalam menciptakan biji dan rasa kopi terbaik di Indonesia. Menguatnya citra yang mengaitkan Bondowoso dengan kopi juga berpengaruh pada pertumbuhan usaha kopi yang meningkat dan melindungi produk-produk kopi asli Bondowoso.
Dalam mendukung keberadaan city branding “Bondowoso Republik Kopi (BRK)” ini, terdapat sebuah usaha branding untuk memberikan citra positif yaitu melalui storybook. Storybook sendiri terdiri dari berbagai jenis antara lain picture storybook yang menggabungkan antara visual dan tulisan, parcitipation book yang mempunyai interaksi dengan pembaca, patterned concept book yang berisi prediksi kata selanjutnya, predictable book yang mempunyai pola dan ritme yang baik, wordless book yang mempunyai sedikit teks, dan lain-lain. Namun dalam hal ini, jenis storybook yang cocok digunakan adalah picture storybook untuk menunjukkan visual kopi dan narasi yang mendukung.
Penggunaan storybook dianggap efektif dalam memperkuat branding eduwisata kopi Bondowoso, dikarenakan terdapat beberapa elemen yang mendukung antara lain ilustrasi, warna, teks narasi, tipografi, dan user interface. Ilustrasi di dalam storybook ini menampilkan visual fotografi yang didominasi oleh kopi serta proses pengelolaannya, warna yang digunakan adalah warna yang selaras dengan tanaman kopi seperti hijau, kuning, dan coklat yang menggambarkan keselerasan kehidupan dan tanaman, teks narasi yang berisi penjelasan visual secara deskriptif dan sistematis, tipografi yang berbentuk karakter tulisan yang unik, serta layout storybook yang dibuat bagian per bagian sehingga jelas batasan antarbab.
Dalam buku ini dijelaskan mengenai Kopi Bondowoso yang dimuat dalam lima topik utama. Dalam topik utama, memuat tentang letak geografis Bondowoso, kebun kopi, hingga sampai kehidupan dari tanaman kopi tersebut. Dalam topik selanjutnya, memuat tentang proses pengolahan biji kopi yang dimulai pada tahap penjemuran, pemisahan biji kopi yang dilakukan secara manual oleh sumber daya manusia, pengayakan, penyortiran, tahap menjadi coffee bean, roasting, hingga sampai proses pengemasan. Terdapat juga informasi mengenai teknik-teknik penyeduhan kopi, yaitu dengan menggunakan teknik French Press, teknik vacuum, dan teknik dengan menggunakan mesin V60. Tentunya dengan adanya perbedaan teknik yang digunakan, maka hasil yang didapatkan akan berbeda pula. Hal ini dapat ditentukan oleh selera para penikmat kopi.
Selanjutnya, ada pula topik mengenai produk hasil olahan kopi. Kopi yang berasal dari Bondowoso ini menghasilkan beberapa jenis hasil seperti kopi luwak, kopi arabika, kopi robusta, dan lain lain. Hasil akhir dari pengolahan ini biasanya berbentuk bubuk kopi yang sudah dikemas dalam berbagai jenis dan ukuran. Tak hanya kopi, Bondowoso juga memiliki hasil selain bubuk kopi, yaitu Kaskara. Kaskara merupakan kulit biji kopi yang diolah dan disajikan menjadi teh. Tetapi, Kaskara masih sangat sedikit sekali pengelolanya karena kurangnya minat dari pada pembeli.
Topik yang terakhir dimuat adalah tentang pesona alam Bondowoso yaitu, Kawah Wurung dan juga Air Terjun. Dengan adanya sebuah karya storybook ini, diharapkan warga lokal lebih sadar dengan adanya potensi desa yang dimiliki sehingga akan menghasilkan kreativitas baru dalam pengelolaannya. Diharapkan juga buku ini dapat menjadi acuan wisatawan lokal maupun mancanegara dalam menjelajahi desa wisata di Desa Sukorejo, Kabupaten Bondowoso.
Kelompok 3 Bina Desa – Tim Kopi