30 Tahun Berdedikasi, Sumardjijati: Niat Saja Tidak Cukup Tanpa Disertai Usaha

Dokumentasi Arvin Fernanda: Mengenal Sumardjijati, dosen IKOM yang telah berdedikasi selama 3 dekade

Ikomupnjatim — Nama Sumardjijati tidak asing di telinga  mahasiswa IKOM UPN “Veteran” Jawa Timur. Ia merupakan dosen IKOM yang telah mengabdi selama 30 tahun. Dosen yang akrab disapa Bu Sumar ini telah mengabdi sebagai dosen sejak 1994. 

Sumardjijati memulai karirnya di UPN “Veteran” Jawa Timur tahun 1992. Ia diangkat sebagai PNS ketika bekerja dalam Birokrasi Bina Mental (sekarang Bimbingan & Konseling) tahun 1993. Tahun selanjutnya, Sumardjijati akhirnya ditugaskan menjadi dosen Ilmu Komunikasi. 

Berlatar belakang lulusan Psikologi, cita-cita awal Sumardjijati sebenarnya bukanlah menjadi dosen. Oleh karena itu, terkadang, ada perasaan bergejolak di hatinya. Namun, perasaan inilah yang mendorongnya untuk mempersiapkan diri lebih baik.

“Karna jadi dosen itu bukan cita-cita. Kadang merasa kurang, apa nanti yang mau saya sampaikan ke mahasiswa ini kepake atau tidak?” tuturnya. 

Kendati demikian, Sumardjijati bersyukur menjadi dosen IKOM.  Ia juga bersyukur berada di lingkungan dosen yang mengerti dan menerimanya. 

“Ternyata menyenangkan dan ternyata menarik. Banyaknya interaksi dengan orang—terutama mahasiswa Ilmu Komunikasi sendiri, itu sangat menyenangkan dan tidak membosankan,” ujarnya sambil tersenyum. 

31 tahun berdedikasi di IKOM, Sumardjijati tetap menjaga semangatnya. Ia beradaptasi dengan perkembangan zaman. Ia merasa terbantu dengan adanya kemajuan teknologi. 

Ia berujar bahwa penelitian di era saat ini berbeda dengan jaman dulu. Karena sekarang cukup mengetik dan browsing jurnal tanpa harus ke perpustakaan membuka segala berkas dan jurnal satu persatu.

Tak hanya adaptasi teknologi, Sumardjijati juga berbaur dengan ragam generasi. 

“Sekarang yang jadi dosen-dosen ini, kalau dilihat dari umurnya itu sudah cucu saya. Setiap kali mereka berkumpul, berdiskusi, ya saya ikuti aja,” ucapnya. 

Selain dengan dosen, Sumardjijati juga melakukan penyesuaian pendekatan. Dirinya memilih metode persuasif kepada mahasiswa. 

“Mereka sudah punya pemikiran, ide, privasi yang dimiliki tiap mahasiswa dan saya tidak akan memarahi mahasiswa yang berlebih lebihkan. Saya memperlakukan mahasiswa sebagai individu yang dewasa,” ujar Sumardjijati.

Dokumentasi pribadi: Sumardjijati (baris kedua, urutan kelima dari kiri mengenakan kerudung merah) mengikuti acara pelepasan mahasiswa.

Dokumentasi pribadi: Sumardjijati (baris kedua, urutan kelima dari kiri mengenakan kerudung merah) mengikuti acara pelepasan mahasiswa.

Dalam sesi wawancara, ia memberi pesan kepada mahasiswa IKOM  untuk memanfaatkan fasilitas yang telah ada. 

“Masa depan mahasiswa tidak hanya tidak semata-mata disandarkan dari IPK yang tinggi, tetapi skill para mahasiswa dan juga kemampuan bersosialisasi jauh lebih penting.”

Terinspirasi dari perjalanannya selama 3 dekade, Sumardjijati menilai tidak ada usaha yang sia-sia. 

“Niat (itu) baik, tetapi niat saja tidak cukup tanpa disertai dengan usaha, dan tidak pernah ada usaha yang sia-sia,” tutupnya penuh harap.  (Z)

Penulis: Arvin Fernanda S.
Editor: Netanya Adel Stephanie